Halalkah penghasilan seorang pemulung?
Jawaban:
Hasil dari
pekerjaan seorang pemulung diperinci sebagai berikut:
Halal, apabila barang-barang yang diambil pemulung
tersebut ada tanda-tanda (qorinah) telah
diikhlaskan pemiliknya untuk diambil (seperti, barang yang sudah dibuang di tempat
sampah).
Haram, apabila barang-barang
tersebut jelas masih disimpan atau tidak ada tanda-tanda telah diikhlaskan
pemiliknya untuk diambil (seperti, barang di teras rumah atau ember yang masih
utuh dll)
Uraian Jawaban:
Pada
dasarnya barang-barang yang diambil oleh seorang pemulung adalah harta orang
lain. Sedangkan hukum mengambil atau memakan harta orang lain (أكل أموال الناس) adalah tidak diperbolehkan
kecuali ada ridlo (kerelaan) atau minimal tanda-tanda ridlo dari pemiliknya.
Ridlo atau kerelaan pemilik barang ini bisa diketahui ada kalanya dengan ucapan atau dengan qorinah
(tanda-tanda seperti ketika barang yang sudah dibuang ditempat sampah). Berdasarkan
firman Alloh swt:
وَلَا تَأْكُلُوا
أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ
مِنْكُمْ
الفتاوى
الكبرى لإبن الحجر الجزءالرابع ص: 116
(وَسُئِلَ) بِمَا
لَفْظُهُ هَلْ جَوَازُ الْأَخْذ بِعِلْمِ الرِّضَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ أَمْ
مَخْصُوصٌ بِطَعَامِ الضِّيَافَةِ ؟ (فَأَجَابَ) بِقَوْلِهِ الَّذِي دَلَّ
عَلَيْهِ كَلَامُهُمْ أَنَّهُ غَيْر مَخْصُوصٍ بِذَلِكَ وَصَرَّحُوا بِأَنَّ
غَلَبَةَ الظَّنِّ كَالْعِلْمِ فِي ذَلِكَ وَحِينَئِذٍ فَمَتَى غَلَبَ ظَنُّهُ
أَنَّ الْمَالِكَ يَسْمَحُ لَهُ بِأَخْذِ شَيْءٍ مُعَيَّنٍ مِنْ مَالِهِ جَازَ
لَهُ أَخْذُهُ ثُمَّ إنْ بَانَ خِلَافُ ظَنّه لَزِمَهُ ضَمَانُهُ وَإِلَّا فَلَا
Tidak ada komentar:
Posting Komentar